Selasa, 23 Maret 2010

TUGAS 3 RISET AKUNTANSI

TUGAS 3 RISET AKUNTANSI

Buatlah Resume Jurnal atau Tulisan (2 Jurnal)

Judul

PENGARUH UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENTS

Penulis : Riyatno

Resume:
Skandal akuntansi yang terjadi pada perusahaan-perusahaan besar di AS seperti Enron, WorldCom, Xerox, dan terakhir perusahaan farmasi Merck pada awal bulan Juli 2002 telah mengakibatkan turunnya kepercayaan publik terutama investor di pasar modal terhadap pelaporan keuangan yang dilakukan perusahaan. Kesalahan juga dialamatkan kepada profesi akuntan terutama akuntan publik yang seharusnya berperan sebagai “public watchdog” terhadap informasi keuangan yang disusun oleh perusahaan. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia dengan adanya kasus Telkom dan Indofarma, yang mengharuskan penilaian kembali (restatement) laba yang dilaporkan perusahaan pada periode-periode yang lalu karena kesalahan manajemen yang tidak ditemukan oleh KAP yang mengaudit periode terdahulu. Akuntan publik yang mengaudit perusahaan yang terkena skandal akuntansi tersebut juga tergolong kantor akuntan publik (KAP) yang berukuran besar dan mempunyai reputasi di bidang keuangan, namun hal itu ternyata tidak menjamin bahwa laporan keuangan perusahaan mencerminkan nilai perusahaan yang sesungguhnya. Padahal di sisi lain informasi keuangan yang akurat merupakan pertimbangan utama untuk menilai harga wajar suatu sekuritas, misalnya saham atau obligasi di pasar modal. Kegagalan dalam pelaporan keuangan dalam bentuk kecurangan atau kesalahan yang tidak dapat diungkapkan oleh KAP saat melakukan audit mengakibatkan kerugian yang besar bagi investor dan kreditor. Laba (earnings) merupakan informasi keuangan yang selalu dinantikan oleh para pemakai laporan keuangan. Laba merupakan ukuran kinerja atau keberhasilan suatu perusahaan yang dapat diperbandingkan dengan perusahaan lain. Kinerja yang dilihat apakah perusahaan membukukan laba lebih tinggi atau lebih rendah dari periode sebelumnya. Laba yang berhasil dicapai oleh suatu perusahaan merupakan salah satu ukuran kinerja dan menjadi pertimbangan oleh para investor atau kreditur dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi atau untuk memberikan tambahan kredit. Perusahaan yang melaporkan laba yang tinggi tentu akan menggembirakan investor yang menanamkan modalnya karena ia akan mendapatkan dividen atas tiap kepemilikan saham yang dimilikinya. Demikian pula halnya dengan kreditur, ia akan merasa yakin bahwa ia akan menerima pendapatan bunga dan pengembalian pokok pinjaman yang telah diberikan kepada perusahaan. Satu hal yang terkait dengan informasi laba khususnya dan laporan keuangan pada umumnya yang dilaporkan oleh perusahaan adalah adanya peran Kantor Akuntan Publik (KAP) / Auditor eksternal untuk memberikan jasa atestasi atas laporan keuangan perusahaan. Auditor memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan meliputi kewajaran penyajian laporan keuangan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Namun dengan terjadinya skandal-skandal akuntansi, yang terutama dilakukan dengan motif mempercantik tampilan kinerja atau laba yang dilaporkan sehingga saham perusahaan terlihat menarik dan menguntungkan bila dibeli oleh investor di pasar modal mengakibatkan publik terutama investor mempertanyakan kembali kualitas audit yang telah dilakukan oleh suatu KAP, terutama KAP besar yang telah memiliki nama dan reputasi baik. Sehingga saat ini terdapat penilaian skeptis dari publik bahwa KAP besar tidak menjamin laporan keuangan yang diaudit tidak mengandung kesalahan yang material. Karena auditor memberikan opini terhadap laporan keuangan khususnya informasi laba sehingga memberikan kredibilitas atas informasi laba tersebut, dan KAP besar dianggap memiliki kualitas audit yang lebih tinggi daripada KAP kecil sehingga informasi laba yang dilaporkan perusahaan menjadi lebih kredibel, maka terdapat hubungan antara kualitas audit, yang diproksikan dengan ukuran KAP dengan informasi laba yang dapat dilihat dari reaksi atau respons pasar terhadap pengumuman informasi laba tersebut yaitu besaran Earnings Response Coefficient (ERC).

CAPM (Capital Aset Pricing Model) memberikan kemudahan bagi para analis dan investor untuk memprediksi harga wajar suatu sekuritas. Model CAPM dengan versi pasar mengasumsikan keterkaitan antara return pasar dengan return suatu saham, artinya pergerakan return pasar akan mempengaruhi rerurn saham tersebut. Return saham suatu perusahaan adalah total perubahan harga saham ditambah dengan dividen yang diterima dibagi dengan harga saham awal. Seorang investor dikatakan mendapatkan abnormal return (disebut juga unexpected return atau excess return) apabila ia mendapatkan return aktual yang lebih besar dari return yang diekspetasi dengan menggunakan model CAPM. Dengan melihat penjelasan diatas bahwa informasi laba akan mempengaruhi penilaian analis atau investor terhadap harga saham, yang lebih lanjut akan mempengaruhi return yang diterima oleh investor selaku pemegang saham, maka informasi laba tersebut merupakan salah satu informasi yang dipergunakan dalam strategi jual, beli atau menahan saham yang dilakukan oleh investor di pasar modal. Untuk mengukur seberapa besar reaksi pasar terhadap informasi mengenai perusahaan yang tercermin dengan dikeluarkannya laporan keuangan, terutama informasi laba dikenal istilah Earnings Response Coefficients (ERC) dalam penelitian-penelitian di pasar modal. ERC adalah ukuran besaran abnormal return suatu sekuritas sebagai respon terhadap komponen laba kejutan (unexpected earnings) yang dilaporkan oleh perusahaan yang mengeluarkan sekuritas tersebut (Scott, 2001:152). mempengaruhi ERC suatu sekuritas. Terdapat faktor-faktor yang menyebabkan adanya perbedaan ERC suatu perusahaan yaitu risiko (beta) saham, struktur modal, persistence, kualitas laba, kemungkinan tumbuh dan tingkat keterinformasian laba (Scott, 2001:153-157). Kualitas audit merupakan sesuatu yang abstrak sehingga sulit diukur dan hanya dapat dirasakan oleh para pengguna jasa audit, sehingga sampai saat ini tidak ada definisi yang seragam mengenai kualitas audit tersebut. DeAngelo (1991) dalam Ebrahim (2001) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas untuk mendeteksi dan melaporkan kesalahan yang material dalam laporan keuangan. Carcello, et. al. (1992) meringkas atribut kualitas audit menjadi 12 (dua belas) yaitu: 1) berpengalaman; 2) memahami keahlian dalam industri klien; 3) responsif terhadap kebutuhan klien; 4) memiliki kompetensi secara teknis dalam mengaplikasikan standar audit; 5) Independen; 6) bersikap hati-hati (exercised due care); 7) mempunyai komitmen yang kuat terhadap kualitas; 8) melibatkan rekan/manajer KAP dalam penugasan audit; 9) melaksanakan pekerjaan lapangan audit dengan layak; 10) berinteraksi dengan komite audit klien; 11) mempunyai standar etika yang tinggi dan mempunyai pengetahuan dalam bidang akuntansi dan auditing; dan 12) bersikap skeptis dalam penugasan audit. Beberapa penelitian yang menggunakan ukuran KAP sebagai proksi kualitas audit berhasil membuktikan secara empiris bahwa terdapat perbedaan kualitas antara KAP berukuran besar (Big four accounting firms) dengan KAP berukuran kecil (non big four accounting firms).

Penelitian ini mencoba memberikan bukti empiris mengenai pengaruh ukuran KAP sebagai proksi kualitas audit terhadap Earnings Response Coefficients (ERC) dengan mempergunakan sampel penelitian sebanyak 64 perusahaan dari perusahaan yang terdaftar di BEJ pada tahun 1999 dan 2000. Dengan menggunakan metode event study, dihitung nilai ERC perusahaan disekitar tanggal pengumuman informasi laba, dengan pemisahan berdasarkan KAP yang mengaudit perusahaan tersebut. Analisa dilakukan dengan menggunakan model regresi dan uji beda rata-rata (Mann-Whitney Test) sehingga dapat ditarik kesimpulan: 1) Bahwa ukuran KAP berpengaruh terhadap ERC perusahaan. KAP yang berukuran besar dipersepsikan sebagai KAP yang berkualitas sehingga menambah kredibilitas informasi laba yang disampaikan oleh perusahaan. Hal itu akan menjadikan investor akan menjadi lebih percaya dan yakin akan informasi laba yang dilaporkan oleh perusahaan. 2) Tidak terdapat perbedaan ERC perusahaan yang diaudit KAP besar dengan yang diaudit KAP kecil secara signifikan. Tidak signifikannya perbedaan ERC perusahaan yang diaudit KAP berukuran besar dengan perusahaan yang diaudit KAP berukuran kecil mungkin disebabkan investor tidak memperhatikan informasi laba dari perusahaan, termasuk KAP yang melakukan audit atas laporan keuangan yang nota bene seharusnya menambah nilai informasi keuangan perusahaan, karena banyaknya faktor lain seperti peristiwa politik, sosial, atau keamanan yang turut mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan investasi. Sedangkan beberapa keterbatasan dalam penelitian adalah: 1. Beberapa variabel kontrol yang mungkin juga mempengaruhi ERC, selain ukuran KAP tidak dimasukkan kedalam model regresi sehingga mengurangi daya prediksi model penelitian yang digunakan. 2. Penghitungan laba kejutan berdasarkan perbedaan laba per lembar saham pada dua laporan keuangan tahunan mungkin kurang mewakili karena jarak beda waktu yang terlalu lama. 3. Sampel penelitian yang meliputi seluruh industri di BEJ mungkin tidak tepat digunakan, karena terdapat beberapa industri yang sangat teregulasi melalui peraturan pemerintah, sehingga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ERC.




Judul

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR PADA DEBITUR PT. WOM FINANCE SURAKARTA
Penulis : FARID TRIBUNE UNIQEU

Resume :
Kepemilikan kendaraan bermotor saat ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat untuk membuat efisiensi dalam aktivitas mereka. Kenaikan BBM membuat biaya transportasi juga semakin meningkat. Semakin meningkatnya biaya transportasi menyebabkan harga-harga kebutuhan lainnya juga meningkat. Salah satu cara untuk dapat menekan biaya transportasi adalah dengan memilik kendaraan sendiri terutama kendaraan bermotor. Namun kepemilikan kendaraan bermotor tidaklah mudah, mengingkat harga kendaraan yang tinggi. Oleh karena itu kehadiran lembaga keuangan bank maupun non bank dapat membantu mengatasi masalah tersebut. Banyaknya lembaga keuangan yang menawarkan kredit kendaraan bermotor membuat konsumen menjadi sulit untuk menentukan pilihan. Karena persaingan diantara lembaga keuangan tersebut semakin ketat. Yang tentu saja juga semakin memanjakan konsumen dengan fasilitas yang diberikan oleh lembaga tersebut. Adapun prinsip yang diterapkan dalam pemberian kredit adalah prinsip5”C” yaitu character, capacity, capital, collateral, dan condition of economic(Munawir, 1997: 235). Dari kelima prinsip tersebut collateral (jaminan) merupakan hal yang penting dalam kebijakan pemberian kredit karena permasalahan yang sering dihadapi oleh lembaga keuangan adalah kredit macet (resiko tidak tertagihnya kredit) dengan adanya jaminan yang tinggi berarti resiko adanya kredit yang macet akan menjadi lebih rendah. Secara umum jaminan kredit dapat dibagi menjadi dua, yaitu jaminan fisik dan jaminan non fisik. Jaminan fisik dapat berbentuk barang seperti tanah, rumah, surat-surat berharga, dan lain-lain. Sedangkan jaminan non fisik dapat berbentuk jaminan keyakinan tentang prospek usaha debitur di masa yang akan datang dan kekuatan keuangan perusahaan yang dapat dilihat dalam laporan keuangan perusahaan. Selain jaminan faktor character juga penting. Character berkaitan dengan watak calon debitur. Selanjutnya adalah faktor capital. Faktor capital menunjukkan posisi finansial debitur secara keseluruhan. Bank atau lembaga keuangan harus mengetahui bagaimana perimbangan antara hutang dan jumlah modal sendiri calon debitur. Dalam penulisan skripsi ini penulis tertarik untuk mengungkapkan permasalahan mengenai pengaruh capital (pendapatan), character (watak) dan collateral (jaminan) dalam pemberian kredit kendaraan bermotor oleh PT. Wom Finance Surakarta.

Menurut Dana F Kellerman (1971; 237), kata “kredit“ berasal dari bahasa Yunani “Credere“ yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa latin “Creditum“ yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Kredit didasarkan pada suatu perjanjian yang telah disepakati bersama antara kedua belah pihak (Bank dan Peminjam), dalam hal ini Bank hanya akan memberikan kredit bila Bank memiliki “kepercayaan“ bahwa peminjam akan dapat melunasi kewajibannya dikemudian hari. Dalam pengertian kredit terdapat unsur-unsur kredit itu sendiri, yaitu unsur (Tj’e Aman, 1989: 2):
a. Waktu
b. Kepercayaan
c. Penyerahan
d. Resiko
e. Persetujuan atau perjanjian

Perkreditan melibatkan beberapa pihak: kreditur (bank), debitur (penerima kredit), otorita moneter, dan bahkan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, tujuan perkreditan berbeda-beda dan tergantung pada pihak-pihak tersebut (Tj’e Aman, 1989:3).
a. Bagi kreditur (bank) :
1). Perkreditan merupakan sumber utama pendapatannya.
2). Pemberian kredit merupakan perangsang pemasaran produk-produk lainnya dalam persaingan.
3). Perkreditan merupakan instrumen penjaga likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas bank.
b. Bagi Debitur :
1). Kredit berfungsi sebagai sarana untuk membuat kegiatan usaha makin lancar dan performance (kinerja) usaha semakin baik daripada sebelumnya.
2). Kredit meningkatkan minat berusaha dan keuntungan sebagai jaminan kelanjutan kehidupan perusahaan.
3). Kredit memperluas kesempatan berusaha dan bekerja dalam perusahaan.
c. Bagi otorita :
1). Kredit berfungsi sebagai instrumen moneter.
2). Kredit berfungsi untuk menciptakan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja yang memperluas sumber pendapatan dan kemungkinan membuka sumber-sumber pendapatan negara.
3). Kredit berfungsi sebagai instrumen untuk ikut serta meningkatkan mutu manajemen dunia usaha, sehingga terjadi efisiensi dan mengurangi pemborosan di semua lini.
d. Bagi Masyarakat :
1). Kredit dapat menimbulkan backward dan foreward linkage dalam kehidupan perekonomian.
2). Kredit mengurangi pengangguran, karena membuka peluang berusaha, bekerja dan pemerataan pendapatan.
3). Kredit meningkatkan fungsi pasar, karena ada peningkatan daya beli (social buying power).

Pada umumnya kredit dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Menurut Jangka Waktunya :
1) Kredit Jangka Pendek
2) Kredit Jangka Menengah
3) Kredit Jangka Panjang
b. Menurut Tujuan Penggunaannya :
1) Kredit Modal Kerja
2) Kredit Investasi untuk keperluan :
a) Rehabilitasi
b) Modernisasi
c) Perluasan
d) Pembangunan proyek dengan mesin-mesin baru dalam rangka usaha yang baru.
e) Relokasi Pabrik, yaitu pemindahan lokasi pabrik secara keseluruhan
c. Menurut Sifat Penarikan Dananya :
1) Kredit Langsung
2) Kredit Tak Langsung
d. Menurut Sifat Pelunasannya :
1) Kredit Dengan Angsuran.
2) Kredit Bukan Dengan Angsuran.

Pada penelitian ini populasi mencakup seluruh konsumen PT. Wom Finance Surakarta Purwodadi sedangkan responden yang dijadikan sampel sebanyak 31 orang. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kuesioner yang diberikan, responden digolongkan kedalam beberapa kelompok yang berdasarkan atas jenis usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan lama pengambilan kredit. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh pendapatan, karakter dan jaminan terhadap pemberian kredit maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji t variabel pendapatan, secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemberian kredit. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,010 (p < 0,05). Maka hipotesis yang menyatakan bahwa “Diduga faktor pendapatan berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit kendaraan bermotor oleh PT. Wom Finance Surakarta” terbukti.
2. Berdasarkan hasil uji t variabel karakter, secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemberian kredit. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,039 (p < 0,05). Maka hipotesis yang menyatakan bahwa “Diduga faktor karakter berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit kendaraan bermotor oleh PT. Wom Finance Surakarta.” terbukti.
3. Berdasarkan hasil uji t variabel jaminan, secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemberian kredit. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,015 (p < 0,05). Maka hipotesis yang menyatakan bahwa “Diduga faktor jaminan berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit kendaraan bermotor oleh PT. Wom Finance Surakarta” terbukti.
4. Variabel pendapatan memiliki nilai koefisien regresi dan t hitung yang lebih tinggi dibandingkan dengan variabel karakter dan jaminan yaitu sebesar 2,764, sedangkan karakter sebesar 2,164 dan jaminan sebesar 2,612, hal ini berarti pendapatan merupakan variabel yang dominan pengaruhnya terhadap pemberian kredit, jadi hipotesis keempat yang menyatakan bahwa “Diduga variabel pendapatan berpengaruh dominan terhadap pemberian kredit kendaraan bermotor oleh PT. Wom Finance Surakarta” terbukti kebenarannya.
5. Berdasarkan hasil uji F, variabel pendapatan, karakter dan jaminan secara bersama- sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemberian kredit, dengan koefisien determinasi sebesar 60,8%.

beberapa keterbatasan yang teridentifikasikan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini, penulis belum memasukkan semua unsur variabel yang mungkin berhubungan dengan pengambilan keputusan pemberian kredit.
2. Tidak seluruh sampel diambil dalam penelitian ini, tetapi hanya mengambil 31 responden atau sampel. Sehingga hasil yang dilaporkan kurang dapat digeneralisasikan, dalam arti apa yang telah ditemukan dalam penelitian ini mungkin berbeda dengan penelitian sejenis dengan sampel yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar