Selasa, 23 Maret 2010

TUGAS 3 RISET AKUNTANSI

TUGAS 3 RISET AKUNTANSI

Buatlah Resume Jurnal atau Tulisan (2 Jurnal)

Judul

PENGARUH UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENTS

Penulis : Riyatno

Resume:
Skandal akuntansi yang terjadi pada perusahaan-perusahaan besar di AS seperti Enron, WorldCom, Xerox, dan terakhir perusahaan farmasi Merck pada awal bulan Juli 2002 telah mengakibatkan turunnya kepercayaan publik terutama investor di pasar modal terhadap pelaporan keuangan yang dilakukan perusahaan. Kesalahan juga dialamatkan kepada profesi akuntan terutama akuntan publik yang seharusnya berperan sebagai “public watchdog” terhadap informasi keuangan yang disusun oleh perusahaan. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia dengan adanya kasus Telkom dan Indofarma, yang mengharuskan penilaian kembali (restatement) laba yang dilaporkan perusahaan pada periode-periode yang lalu karena kesalahan manajemen yang tidak ditemukan oleh KAP yang mengaudit periode terdahulu. Akuntan publik yang mengaudit perusahaan yang terkena skandal akuntansi tersebut juga tergolong kantor akuntan publik (KAP) yang berukuran besar dan mempunyai reputasi di bidang keuangan, namun hal itu ternyata tidak menjamin bahwa laporan keuangan perusahaan mencerminkan nilai perusahaan yang sesungguhnya. Padahal di sisi lain informasi keuangan yang akurat merupakan pertimbangan utama untuk menilai harga wajar suatu sekuritas, misalnya saham atau obligasi di pasar modal. Kegagalan dalam pelaporan keuangan dalam bentuk kecurangan atau kesalahan yang tidak dapat diungkapkan oleh KAP saat melakukan audit mengakibatkan kerugian yang besar bagi investor dan kreditor. Laba (earnings) merupakan informasi keuangan yang selalu dinantikan oleh para pemakai laporan keuangan. Laba merupakan ukuran kinerja atau keberhasilan suatu perusahaan yang dapat diperbandingkan dengan perusahaan lain. Kinerja yang dilihat apakah perusahaan membukukan laba lebih tinggi atau lebih rendah dari periode sebelumnya. Laba yang berhasil dicapai oleh suatu perusahaan merupakan salah satu ukuran kinerja dan menjadi pertimbangan oleh para investor atau kreditur dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi atau untuk memberikan tambahan kredit. Perusahaan yang melaporkan laba yang tinggi tentu akan menggembirakan investor yang menanamkan modalnya karena ia akan mendapatkan dividen atas tiap kepemilikan saham yang dimilikinya. Demikian pula halnya dengan kreditur, ia akan merasa yakin bahwa ia akan menerima pendapatan bunga dan pengembalian pokok pinjaman yang telah diberikan kepada perusahaan. Satu hal yang terkait dengan informasi laba khususnya dan laporan keuangan pada umumnya yang dilaporkan oleh perusahaan adalah adanya peran Kantor Akuntan Publik (KAP) / Auditor eksternal untuk memberikan jasa atestasi atas laporan keuangan perusahaan. Auditor memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan meliputi kewajaran penyajian laporan keuangan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Namun dengan terjadinya skandal-skandal akuntansi, yang terutama dilakukan dengan motif mempercantik tampilan kinerja atau laba yang dilaporkan sehingga saham perusahaan terlihat menarik dan menguntungkan bila dibeli oleh investor di pasar modal mengakibatkan publik terutama investor mempertanyakan kembali kualitas audit yang telah dilakukan oleh suatu KAP, terutama KAP besar yang telah memiliki nama dan reputasi baik. Sehingga saat ini terdapat penilaian skeptis dari publik bahwa KAP besar tidak menjamin laporan keuangan yang diaudit tidak mengandung kesalahan yang material. Karena auditor memberikan opini terhadap laporan keuangan khususnya informasi laba sehingga memberikan kredibilitas atas informasi laba tersebut, dan KAP besar dianggap memiliki kualitas audit yang lebih tinggi daripada KAP kecil sehingga informasi laba yang dilaporkan perusahaan menjadi lebih kredibel, maka terdapat hubungan antara kualitas audit, yang diproksikan dengan ukuran KAP dengan informasi laba yang dapat dilihat dari reaksi atau respons pasar terhadap pengumuman informasi laba tersebut yaitu besaran Earnings Response Coefficient (ERC).

CAPM (Capital Aset Pricing Model) memberikan kemudahan bagi para analis dan investor untuk memprediksi harga wajar suatu sekuritas. Model CAPM dengan versi pasar mengasumsikan keterkaitan antara return pasar dengan return suatu saham, artinya pergerakan return pasar akan mempengaruhi rerurn saham tersebut. Return saham suatu perusahaan adalah total perubahan harga saham ditambah dengan dividen yang diterima dibagi dengan harga saham awal. Seorang investor dikatakan mendapatkan abnormal return (disebut juga unexpected return atau excess return) apabila ia mendapatkan return aktual yang lebih besar dari return yang diekspetasi dengan menggunakan model CAPM. Dengan melihat penjelasan diatas bahwa informasi laba akan mempengaruhi penilaian analis atau investor terhadap harga saham, yang lebih lanjut akan mempengaruhi return yang diterima oleh investor selaku pemegang saham, maka informasi laba tersebut merupakan salah satu informasi yang dipergunakan dalam strategi jual, beli atau menahan saham yang dilakukan oleh investor di pasar modal. Untuk mengukur seberapa besar reaksi pasar terhadap informasi mengenai perusahaan yang tercermin dengan dikeluarkannya laporan keuangan, terutama informasi laba dikenal istilah Earnings Response Coefficients (ERC) dalam penelitian-penelitian di pasar modal. ERC adalah ukuran besaran abnormal return suatu sekuritas sebagai respon terhadap komponen laba kejutan (unexpected earnings) yang dilaporkan oleh perusahaan yang mengeluarkan sekuritas tersebut (Scott, 2001:152). mempengaruhi ERC suatu sekuritas. Terdapat faktor-faktor yang menyebabkan adanya perbedaan ERC suatu perusahaan yaitu risiko (beta) saham, struktur modal, persistence, kualitas laba, kemungkinan tumbuh dan tingkat keterinformasian laba (Scott, 2001:153-157). Kualitas audit merupakan sesuatu yang abstrak sehingga sulit diukur dan hanya dapat dirasakan oleh para pengguna jasa audit, sehingga sampai saat ini tidak ada definisi yang seragam mengenai kualitas audit tersebut. DeAngelo (1991) dalam Ebrahim (2001) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas untuk mendeteksi dan melaporkan kesalahan yang material dalam laporan keuangan. Carcello, et. al. (1992) meringkas atribut kualitas audit menjadi 12 (dua belas) yaitu: 1) berpengalaman; 2) memahami keahlian dalam industri klien; 3) responsif terhadap kebutuhan klien; 4) memiliki kompetensi secara teknis dalam mengaplikasikan standar audit; 5) Independen; 6) bersikap hati-hati (exercised due care); 7) mempunyai komitmen yang kuat terhadap kualitas; 8) melibatkan rekan/manajer KAP dalam penugasan audit; 9) melaksanakan pekerjaan lapangan audit dengan layak; 10) berinteraksi dengan komite audit klien; 11) mempunyai standar etika yang tinggi dan mempunyai pengetahuan dalam bidang akuntansi dan auditing; dan 12) bersikap skeptis dalam penugasan audit. Beberapa penelitian yang menggunakan ukuran KAP sebagai proksi kualitas audit berhasil membuktikan secara empiris bahwa terdapat perbedaan kualitas antara KAP berukuran besar (Big four accounting firms) dengan KAP berukuran kecil (non big four accounting firms).

Penelitian ini mencoba memberikan bukti empiris mengenai pengaruh ukuran KAP sebagai proksi kualitas audit terhadap Earnings Response Coefficients (ERC) dengan mempergunakan sampel penelitian sebanyak 64 perusahaan dari perusahaan yang terdaftar di BEJ pada tahun 1999 dan 2000. Dengan menggunakan metode event study, dihitung nilai ERC perusahaan disekitar tanggal pengumuman informasi laba, dengan pemisahan berdasarkan KAP yang mengaudit perusahaan tersebut. Analisa dilakukan dengan menggunakan model regresi dan uji beda rata-rata (Mann-Whitney Test) sehingga dapat ditarik kesimpulan: 1) Bahwa ukuran KAP berpengaruh terhadap ERC perusahaan. KAP yang berukuran besar dipersepsikan sebagai KAP yang berkualitas sehingga menambah kredibilitas informasi laba yang disampaikan oleh perusahaan. Hal itu akan menjadikan investor akan menjadi lebih percaya dan yakin akan informasi laba yang dilaporkan oleh perusahaan. 2) Tidak terdapat perbedaan ERC perusahaan yang diaudit KAP besar dengan yang diaudit KAP kecil secara signifikan. Tidak signifikannya perbedaan ERC perusahaan yang diaudit KAP berukuran besar dengan perusahaan yang diaudit KAP berukuran kecil mungkin disebabkan investor tidak memperhatikan informasi laba dari perusahaan, termasuk KAP yang melakukan audit atas laporan keuangan yang nota bene seharusnya menambah nilai informasi keuangan perusahaan, karena banyaknya faktor lain seperti peristiwa politik, sosial, atau keamanan yang turut mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan investasi. Sedangkan beberapa keterbatasan dalam penelitian adalah: 1. Beberapa variabel kontrol yang mungkin juga mempengaruhi ERC, selain ukuran KAP tidak dimasukkan kedalam model regresi sehingga mengurangi daya prediksi model penelitian yang digunakan. 2. Penghitungan laba kejutan berdasarkan perbedaan laba per lembar saham pada dua laporan keuangan tahunan mungkin kurang mewakili karena jarak beda waktu yang terlalu lama. 3. Sampel penelitian yang meliputi seluruh industri di BEJ mungkin tidak tepat digunakan, karena terdapat beberapa industri yang sangat teregulasi melalui peraturan pemerintah, sehingga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ERC.




Judul

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR PADA DEBITUR PT. WOM FINANCE SURAKARTA
Penulis : FARID TRIBUNE UNIQEU

Resume :
Kepemilikan kendaraan bermotor saat ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat untuk membuat efisiensi dalam aktivitas mereka. Kenaikan BBM membuat biaya transportasi juga semakin meningkat. Semakin meningkatnya biaya transportasi menyebabkan harga-harga kebutuhan lainnya juga meningkat. Salah satu cara untuk dapat menekan biaya transportasi adalah dengan memilik kendaraan sendiri terutama kendaraan bermotor. Namun kepemilikan kendaraan bermotor tidaklah mudah, mengingkat harga kendaraan yang tinggi. Oleh karena itu kehadiran lembaga keuangan bank maupun non bank dapat membantu mengatasi masalah tersebut. Banyaknya lembaga keuangan yang menawarkan kredit kendaraan bermotor membuat konsumen menjadi sulit untuk menentukan pilihan. Karena persaingan diantara lembaga keuangan tersebut semakin ketat. Yang tentu saja juga semakin memanjakan konsumen dengan fasilitas yang diberikan oleh lembaga tersebut. Adapun prinsip yang diterapkan dalam pemberian kredit adalah prinsip5”C” yaitu character, capacity, capital, collateral, dan condition of economic(Munawir, 1997: 235). Dari kelima prinsip tersebut collateral (jaminan) merupakan hal yang penting dalam kebijakan pemberian kredit karena permasalahan yang sering dihadapi oleh lembaga keuangan adalah kredit macet (resiko tidak tertagihnya kredit) dengan adanya jaminan yang tinggi berarti resiko adanya kredit yang macet akan menjadi lebih rendah. Secara umum jaminan kredit dapat dibagi menjadi dua, yaitu jaminan fisik dan jaminan non fisik. Jaminan fisik dapat berbentuk barang seperti tanah, rumah, surat-surat berharga, dan lain-lain. Sedangkan jaminan non fisik dapat berbentuk jaminan keyakinan tentang prospek usaha debitur di masa yang akan datang dan kekuatan keuangan perusahaan yang dapat dilihat dalam laporan keuangan perusahaan. Selain jaminan faktor character juga penting. Character berkaitan dengan watak calon debitur. Selanjutnya adalah faktor capital. Faktor capital menunjukkan posisi finansial debitur secara keseluruhan. Bank atau lembaga keuangan harus mengetahui bagaimana perimbangan antara hutang dan jumlah modal sendiri calon debitur. Dalam penulisan skripsi ini penulis tertarik untuk mengungkapkan permasalahan mengenai pengaruh capital (pendapatan), character (watak) dan collateral (jaminan) dalam pemberian kredit kendaraan bermotor oleh PT. Wom Finance Surakarta.

Menurut Dana F Kellerman (1971; 237), kata “kredit“ berasal dari bahasa Yunani “Credere“ yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa latin “Creditum“ yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Kredit didasarkan pada suatu perjanjian yang telah disepakati bersama antara kedua belah pihak (Bank dan Peminjam), dalam hal ini Bank hanya akan memberikan kredit bila Bank memiliki “kepercayaan“ bahwa peminjam akan dapat melunasi kewajibannya dikemudian hari. Dalam pengertian kredit terdapat unsur-unsur kredit itu sendiri, yaitu unsur (Tj’e Aman, 1989: 2):
a. Waktu
b. Kepercayaan
c. Penyerahan
d. Resiko
e. Persetujuan atau perjanjian

Perkreditan melibatkan beberapa pihak: kreditur (bank), debitur (penerima kredit), otorita moneter, dan bahkan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, tujuan perkreditan berbeda-beda dan tergantung pada pihak-pihak tersebut (Tj’e Aman, 1989:3).
a. Bagi kreditur (bank) :
1). Perkreditan merupakan sumber utama pendapatannya.
2). Pemberian kredit merupakan perangsang pemasaran produk-produk lainnya dalam persaingan.
3). Perkreditan merupakan instrumen penjaga likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas bank.
b. Bagi Debitur :
1). Kredit berfungsi sebagai sarana untuk membuat kegiatan usaha makin lancar dan performance (kinerja) usaha semakin baik daripada sebelumnya.
2). Kredit meningkatkan minat berusaha dan keuntungan sebagai jaminan kelanjutan kehidupan perusahaan.
3). Kredit memperluas kesempatan berusaha dan bekerja dalam perusahaan.
c. Bagi otorita :
1). Kredit berfungsi sebagai instrumen moneter.
2). Kredit berfungsi untuk menciptakan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja yang memperluas sumber pendapatan dan kemungkinan membuka sumber-sumber pendapatan negara.
3). Kredit berfungsi sebagai instrumen untuk ikut serta meningkatkan mutu manajemen dunia usaha, sehingga terjadi efisiensi dan mengurangi pemborosan di semua lini.
d. Bagi Masyarakat :
1). Kredit dapat menimbulkan backward dan foreward linkage dalam kehidupan perekonomian.
2). Kredit mengurangi pengangguran, karena membuka peluang berusaha, bekerja dan pemerataan pendapatan.
3). Kredit meningkatkan fungsi pasar, karena ada peningkatan daya beli (social buying power).

Pada umumnya kredit dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Menurut Jangka Waktunya :
1) Kredit Jangka Pendek
2) Kredit Jangka Menengah
3) Kredit Jangka Panjang
b. Menurut Tujuan Penggunaannya :
1) Kredit Modal Kerja
2) Kredit Investasi untuk keperluan :
a) Rehabilitasi
b) Modernisasi
c) Perluasan
d) Pembangunan proyek dengan mesin-mesin baru dalam rangka usaha yang baru.
e) Relokasi Pabrik, yaitu pemindahan lokasi pabrik secara keseluruhan
c. Menurut Sifat Penarikan Dananya :
1) Kredit Langsung
2) Kredit Tak Langsung
d. Menurut Sifat Pelunasannya :
1) Kredit Dengan Angsuran.
2) Kredit Bukan Dengan Angsuran.

Pada penelitian ini populasi mencakup seluruh konsumen PT. Wom Finance Surakarta Purwodadi sedangkan responden yang dijadikan sampel sebanyak 31 orang. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kuesioner yang diberikan, responden digolongkan kedalam beberapa kelompok yang berdasarkan atas jenis usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan lama pengambilan kredit. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh pendapatan, karakter dan jaminan terhadap pemberian kredit maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji t variabel pendapatan, secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemberian kredit. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,010 (p < 0,05). Maka hipotesis yang menyatakan bahwa “Diduga faktor pendapatan berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit kendaraan bermotor oleh PT. Wom Finance Surakarta” terbukti.
2. Berdasarkan hasil uji t variabel karakter, secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemberian kredit. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,039 (p < 0,05). Maka hipotesis yang menyatakan bahwa “Diduga faktor karakter berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit kendaraan bermotor oleh PT. Wom Finance Surakarta.” terbukti.
3. Berdasarkan hasil uji t variabel jaminan, secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemberian kredit. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,015 (p < 0,05). Maka hipotesis yang menyatakan bahwa “Diduga faktor jaminan berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit kendaraan bermotor oleh PT. Wom Finance Surakarta” terbukti.
4. Variabel pendapatan memiliki nilai koefisien regresi dan t hitung yang lebih tinggi dibandingkan dengan variabel karakter dan jaminan yaitu sebesar 2,764, sedangkan karakter sebesar 2,164 dan jaminan sebesar 2,612, hal ini berarti pendapatan merupakan variabel yang dominan pengaruhnya terhadap pemberian kredit, jadi hipotesis keempat yang menyatakan bahwa “Diduga variabel pendapatan berpengaruh dominan terhadap pemberian kredit kendaraan bermotor oleh PT. Wom Finance Surakarta” terbukti kebenarannya.
5. Berdasarkan hasil uji F, variabel pendapatan, karakter dan jaminan secara bersama- sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemberian kredit, dengan koefisien determinasi sebesar 60,8%.

beberapa keterbatasan yang teridentifikasikan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini, penulis belum memasukkan semua unsur variabel yang mungkin berhubungan dengan pengambilan keputusan pemberian kredit.
2. Tidak seluruh sampel diambil dalam penelitian ini, tetapi hanya mengambil 31 responden atau sampel. Sehingga hasil yang dilaporkan kurang dapat digeneralisasikan, dalam arti apa yang telah ditemukan dalam penelitian ini mungkin berbeda dengan penelitian sejenis dengan sampel yang berbeda.

TUGAS 2 RISET AKUNTANSI

TUGAS 2 RISET AKUNTANSI

Buatlah abstraksi dari jurnal atau penelitian (dengan bahasa atau gaya sendiri)?

Judul

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG LISTING DI BEI

Abstraksi :
Kebutuhan akan laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh seorang auditor dewasa ini semakin meningkat. Dengan semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia pada saat ini yang ditandai dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan yang go public. Yang diwajibkan oleh Bapepam-LK, dimana setiap perusahaan go public harus menyerahkan laporan keuangan yang telah diaudit selambat-lambatnya 90 hari setelah tanggal diterbitkannya laporan keuangan tahunan. Peraturan ini tertuang dalam surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor : Kep-36/PM/2003. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan disebut audit delay. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan perbankan yang listing di BEI tahun 2006 sampai tahun 2008. Yaitu ingin mengetahui rata-rata lamanya audit delay dan apakah faktor-faktor ukuran perusahaan, laba atau rugi usaha, ukuran KAP dan jenis opini auditor mempengaruhi audit delay. Rata-rata audit delay pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2006 sampai tahun 2008 yaitu 65,5 hari. Secara parsial ukuran perusahaan dan jenis opini auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay. Sedangkan laba atau rugi usaha dan ukuran KAP secara parsial mempunyai pengaruh terhadap audit delay. Penelitian lanjutan memuat atau menambahkan variabel selain variabel yang sudah penulis masukan, periode penelitian, dan variasi maupun ragam sektor perusahaan yang diteliti (unit penelitian).


Judul

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR PADA DEBITUR PT. WOM FINANCE SURAKARTA

Abstraksi:
Jaminan (Collateral) merupakan hal yang penting dalam kebijakan pemberian kredit karena permasalahan yang selalu dihadapi oleh lembaga keuangan adalah kredit macet yaitu resiko tidak tertagihnya kredit, dengan adanya jaminan yang tinggi berarti resiko adanya kredit yang macet akan menjadi lebih rendah. Selain jaminan faktor character juga sama pentingnya. Character berkaitan dengan watak calon debitur. Lembaga keuangan mencari data tentang sifat-sifat pribadi, watak, dan kejujuran dari pimpinan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya. Dan selanjutnya adalah faktor capital. Faktor capital yaitu untuk menunjukkan posisi finansial debitur secara keseluruhan. Bank atau lembaga keuangan harus dapat mengetahui bagaimana perimbangan antara hutang dan jumlah modal sendiri calon debitur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari faktor capital (pendapatan), character (watak) dan collateral (jaminan) dalam pemberian kredit kendaraan bermotor oleh PT. Wom Finance Surakarta. Populasi atau ruang lingkup dalam penelitian ini adalah semua debitur yang menerima kredit bermotor selama bulan September-November 2006 pada PT. Wom Finance Surakarta, yaitu sebesar 126 debitur. Sedangkan jumlah sampel yang digunakan untuk penelitian berjumlah 31 orang. Kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan interval 1-5. Alat uji yang dipergunakan yaitu uji validitas dengan menggunakan korelasi product moment pearson dan uji reliabilitas dengan menggunakan Alpha Cronbach yang merupakan uji instrumen penelitian. Sedangkan analisis data dengan menggunakan regresi linear berganda. Data diolah dengan menggunakan program SPSS 10.0 for windows. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa hasil uji t variabel pendapatan, karakter dan jaminan, secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemberian kredit. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi yakni sebesar 0,010 (pendapatan), 0,039 (karakter) dan 0,015 (jaminan) dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Dari hasil uji tersebut juga menunjukkan bahwa pendapatan merupakan variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap pemberian kredit. Hasil uji F, variabel pendapatan, karakter dan jaminan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemberian kredit kendaraan bermotor, dengan koefisien determinasi sebesar 60,8%.

TUGAS 1 RISET AKUNTANSI

TUGAS 1 RISET AKUNTANSI

1. Cari hasil penelitian akuntansi yang paling anda sukai dari majalah ilmiah atau bacaan lain dan tuliskan secara urut mulai dari judul, penulis, waktu penerbitan, nama majalah, lembaga penerbit, volume dan nomor majalah?
Jawab :
• Judul : PENGARUH UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENTS
• Penulis : Riyatno
• Waktu Penerbitan : Oktober 2007
• Nama Majalah : Jurnal Keuangan dan Bisnis
• Lembaga Penerbit : Jurnal Keuangan dan Bisnis
• Volume : 5
• Nomor Majalah : 148-162
2. Tuliskan Komponen – komponen (urutan) dalam artikel tersebut menurut pengetahuan anda?
Jawab :
a. Abstrak
b. Pendahuluan
c. Telaah Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
d. Metode Penelitian
e. Hasil dan PembahasaPenelitian
f. Kesimpulan dan Saran
g. Daftar Pustaka
3. Identifikasikan artikel penelitian apakah merupakan basic research atau applied research?
Jawab :
• Basic Research

Senin, 15 Maret 2010

Tugas 2. Buatlah 2 Abstrak dari Jurnal (dgn bhs sendiri)

1)abstraks:
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui mengapa terjadi penyimpangan pada biaya produksi dan apakah anggaran biaya produksi tersebut pada PT Coca Cola sebagai alat pengawasan telah berfungsi dengan baik dan semaksimal mungkin.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu dengan menggunakan Jenis data primer dan data sekunder. teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan kuesioner. Metode penganalisaan data yang dipergunakan adalah metode deskriptif yaitu merupakan metode yang mengumpulkan, menyusun, menginterprestasikan dan menganalisis data untuk pemecahan masalah yang dihadapi. Hasil analisis data tersebut ini kemudian dibandingkan dengan dasar teori yang terkait dengan masalah yang dibahas atau diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan apakah perusahaan menggunakan metode top down dalam penyusunan anggaran setiap tahunnya. Tidak ada batas yang dianggap material atau signifikan dalam menilai setiap penyimpangan yang terjadi, akan tetapi tergantung kepada kondisi perekonomian pada saat itu, apakah penyimpangan tersebut wajar atau tidak. Dari penelitian data tersebut dapat disimpulkan bahwa anggaran biaya produksi sebagai alat pengawasan telah berfungsi dengan baik.

2)abstraks:
Pencapaian laba yang maksimal adalah tujuan dari setiap perusahaan oleh karena itu dalam prosesnya perlu perencanaan yang matang. Untuk itulah diperlukan analisis laporan keuangan sebagai dasar bagi perencanaan laba bagi perusahaan. Hasil analisis dan interpretasi tersebut dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh pihak manajemen perusahaan dalam kebijakan perencanaan laba.
Hal menarik inilah yang menjadi salah satu alasan penulis untuk memilih judul “Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Perencanaan Laba Pada P.D. XXX“. Tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peranan dan pengaruh dari analisis laporan keuangan yang dilakukan pihak manajemen perusahaan terhadap perencanaan laba periode yang akan datang.

STRATIFIKASI SOSIAL

Pengertian
Definisi sistematik dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokin bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial.
P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan. Istilah stand juga dipakai oleh Max Weber.

Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut.

Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.

Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.

Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.

Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.
(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosial)


Macam-Macam / Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial

1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah.

Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru.

2. Stratifikasi Sosial Terbuka

Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain.

Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.
(Sumber : http://organisasi.org/jenis-jenis-macam-macam-status-sosial-stratifikasi-sosial-dalam-masyarakat-sosiologi)

Kamis, 11 Maret 2010

VISI, MISI DAN STRATEGIK PERUSAHAAN

PERUSAHAAN BERGERAK DIBIDANG TRANSPORTASI

1) PT. KENCANA MEGAH LOGISTIK

sebagai perusahaan jasa angkutan peti kemas dan ekspedisi menetapkan visi dan misi perusahaan sebagai berikut:

Visi
PT. Kencana Megah Logistik memposisikan diri sebagai sebuah perusahaan jasa angkutan yang terintegrasi dan professional, dengan selalu memperkuat struktur organisasi baik internal maupun eksternal, serta memperluas cakupan pelayanan bersama dengan perencanaan yang baik dalam bidang strategi penjualan.

Misi
1.Pelayanan yang professional untuk menjamin kepuasan para pelanggan.
2.Mengembangkan kerjasama jangka panjang yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
3.Pelayanan berkualitas melalui hubungan yang luas.

Strategik
Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, memerlukan dukungan sarana dan prasarana guna mendukung keberhasilan perusahaan.Kecepatan dan ketepatan dalam pendistribusian barang menjadi salah satu tolok ukur perusahaan agar dapat memenangkan persaingan dalam kompetisi di era globalisasi ini.
Kami berusaha memberikan dukungan penuh bagi bisnis anda, dengan memberikan layanan pengiriman barang-barang keseluruh Indonesia.
Dengan dukungan tim yang solid dari 2 provider yang unggul dibidangnya, yaitu Silver Line dan Kencana Megah Logistik, kami dapat memberikan pelayanan yang maksimal bagi kepentingan Bisnis Anda.
(Sumber : www.PTKENCANAMEGAHLOGISTIK.com)

2) PT. AURA MANDIRI PRATAMA

Visi
Menjadi Perusahaan Terbesar, Terdepan dalam dalam bidang jasa pelayanan transportasi, akomodasi, Jasa Tour & Travel dan Jasa Pengiriman dengan kualitas pelayanan terbaik yang dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat, lingkungan, Bangsa dan Negara Indonesia.

Misi
• Menjadi perusahaan penyedia layanan transportasi dengan kualitas layanan prima
• Menjadi perusahaan yang respek terhadap karyawan, lingkungan dan masyarakat Bangsa dan Negara Indonesia
• Menjadi perusahaan yang selalu “up to date” dalam memberikan kenyamanan dan keamanan penumpang dengan senantiasa menggunakan armada bus dan teknologi terbaru
• Menyediakan bus yang nyaman, mewah, aman dan harga yang kompetitif efesien dan menguntungkan, yang dijalankan oleh profesional yang kompeten dan bermotivasi tinggi.
• Memberikan Solusi kepada pelanggan dalam menggunakan Transportasi di IndonesiaMemenuhi Kebutuhan pelanggan dengan pengirimanantar jemput alamat Door to Door Cepat, tepat, aman dan terpercaya.
• Mengedepankan kepuasan serta menggaransi uang kiriman kembali,apabila kiriman barang konsumen tidak tepat waktu dengan komitmen itulah kami selalu melakukan perbaikan terus menerus.
• Menjadi perusahaan layanan jasa “ one stop service for tour and travel “ yang tangguh dan unggul dengan jaringan mitra kerja yang luas
Strategik
• Memegang teguh visi dan misi perusahaan.
• Memberikan pelayanan secara maksimal kepada para pelanggan.
• Menjaga reputasi dengan berpegang teguh pada prinsip penyediaan kualitas pelayanan yang terbaik.
• Ramah, Profesionalisme, dan Etika dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk para pelanggan.
• Persatuan dalam system kerja sama yang baik
(Sumber : PT. AURA MANDIRI PRATAMA)

PERUSAHAAN BERGERAK DIBIDANG MAKANAN

1) Hoka Hoka Bento
pertama kali didirikan dibawah naungan PT Eka Bogainti. Dengan restoran pertama berlokasi di Kebun Kacang, Jakarta.

Visi
Menjadi restoran fast food dengan ciri khas Jepang yang mengutamakan kualitas produk dan kualitas pelayanan yang terbaik, sehingga hoka hoka bento menjadi pilihan utama dan terkemuka dalam bisnis restoran.


Misi
Kami memberikan solusi bagi pelanggan untuk mendapatkan makanan yang berkualitas dan variatif dengan mengutamakan pelayanan demi kepuasan pelanggan. Kami berkeyakinan bahwa hanya dengan memaksimalkan pelayanan dan produktifitas kerja, kami bisa memaksimalkan ekuitas karyawan, kemampuan memperoleh keuntungan dan mencapai pertumbuhan.

Strategik
Menyajikan makanan Jepang yang sehat, variatif, higienis, cepat saji dengan harga terjangkau serta suasana yang nyaman.
(Sumber : Hoka Hoka Bento )

2) PT. Sekar Laut, Tbk.

Berawal dari sebuah usaha di bidang perdagangan produk kelautan di kota Sidoarjo, Jawa Timur pada tahun 1966. Kemudian berkembang menjadi usaha krupuk udang tradisional. Dengan kegigihan usaha yang dirintis berkembang pesat dari industri rumah tangga menjadi perusahaan penghasil krupuk.
PT. Sekar Laut, Tbk. didirikan pada 19 Juli 1976 dalam bentuk perseroan terbatas dan kemudian terdaftar resmi sebagai badan perusahaan di departemen kehakiman pada 1 Maret 1978.

Visi :
•Membuat komunitas dunia lebih tahu akan produk-produk makanan dengan kualitas pruduk bagus, sehat dan bergizi.
•Mempertahankan posisi sebagai perusahaan nomor satu dalam bidang industri krupuk.

Misi :
•Membantu mengolah sumber daya alam Indonesia yang berlimpah dengan tujuan untuk menyediakan makanan sehat yang bergizi dan berkualitas.
•Membantu memberi pangan masyarakat seluruh dunia.
•Membantu membangun dan meningkatkan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat Indonesia.

Strategik
inovasi dan pengawasan kualitas berkelanjutan yang selama bertahun-tahun dilakukan oleh perusahaan.
(Sumber : PT. Sekar Laut, Tbk. )

PERUSAHAAN BERGERAK DIBIDANG franchise (waralaba)

1) ALFAMART

visi:
"Menjadi jaringan distribusi retail terkemuka yang dimiliki oleh masyarakat luas, berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha kecil, pemenuhan kebutuhan dan harapan konsumen, serta mampu bersaing secara global"

Misi:
* Memberikan kepuasan kepada pelanggan / konsumen dengan berfokus pada produk dan pelayanan yang berkualitas unggul.
* Selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal yang dilakukan dan selalu menegakkan tingkah laku etika bisnis yang tertinggi.
* Ikut berpartisipasi dalam membangun negara dengan menumbuh-kembangkan jiwa wiraswasta dan kemitraan usaha.
* Membangun organisasi global yang terpercaya, tersehat dan terus bertumbuh dan bermanfaat bagi pelanggan , pemasok, karyawan, pemegang saham dan masyarakat pada umumnya.

Strategi:
•Integritas yang tinggi.
•Inovasi untuk kemajuan yang lebih baik.
•Kualitas & Produktivitas yang tertinggi.
•Kerjasama Team.
•Kepuasan pelanggan melalui standar pelayanan yang terbaik.
(Sumber : ALFAMARTku.com)

2) Mr. B

VISI & MISI

Dalam era persaingan yang sangat kompetitif, bisnis makanan mempunyai perkembangan yang cukup signifikan. PT. Gempita Muda melalui Mr. B lebih responsive, peka serta memanfaatkan momen of time secara jeli dan tepat. Bekerja secara smart, tanggap, speedy, serta excellent untuk memberikan tingkat kepuasan serta pelayanan yang baik.

Mr. B sebagai prinsip akan siap memberikan pelayanan kepada para mitra seperti sebuah ikatan “simbiose mutualisme” kerja bersama yang saling menguntungkan dengan falsafah keterkaitan hati serta kebersamaan dalam menjalin hubungan bisnis, kami akan selalu melakukan inovasi kedepan untuk mendapatkan value dalam pasar yang sangat kompetitif.

Kami percaya sebagai mitra usaha, para calon mitra telah mengantisipasi terhadap berkembangnya wawasan usaha. Yang akan berhasil adalah mereka yang commited, fokus, luas pengetahuannya, professional komitmennya, serta tinggi cooperativeness-nya.

Mari kita tumbuh bersama, jangan hanya perusahan asing saja yang mendominasi dinamika ekonomi kita, kita harapkan mungkin saja nanti perusahan asing bisa menjadi frenchise perusahaan franchise local Indonesia.

Sebagai akhir wacana, kami mendoakan mudah-mudahan terciptalah wirausahawan-wirausahawan yang berdaya saing dan bermental pejuang hingga bangsa ini menjadi bangsa yang kokoh dan kuat seiring dengan pertumbuhan pengusaha-pengusaha mandiri yang hebat dalam era persaingan global.
(sumber : MR. Burger)


PERUSAHAAN BERGERAK DIBIDANG telekomunikasi

1)Telkom

Visi

To become a leading InfoCom player in the region

Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik.

Misi

Telkom mempunyai misi memberikan layanan " One Stop InfoCom Services with Excellent Quality and Competitive Price and To Be the Role Model as the Best Managed Indonesian Corporation " dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif.

Strategik

Telkom akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.
(Sumber : Telkomku.com)

2) PT. Jaring Lawah Cyber

Visi

Menjadi perusahaan teknologi informasi ang mampu mendorong kemajuan industri telekomunikasi dan pengembangan sumber daya manusia indonesia.

Misi

JL Cyber merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang Teknologi Informasi yang berskala Nasional. Untuk menggapai visi perusahaan JL Cyber mengembangkan divisi divisi bisnis.
JL Cyber dalam mengembangkan divisi Internet Service Provider yang menyediakan jasa backbone internet dengan teknologi WiFi( Wireless) , yang kemudian dikenal dengan nama DR-NET berupaya menjadi yang terdepan dalam menyediakan layanan berbasis teknologi ini.

Strategik

JL Cyber berupaya mengembangkan seluruh divisi yang dimilikinya untuk bisa menjadi perusahaan dibidang teknologi informasi yang handal, terpercaya dan memiliki integritas tinggi dalam pelayanan.
(Sumber : JL Cyber.com)



PERUSAHAAN BERGERAK DIBIDANG KOMUNIKASI

PT.RAJAWALI CITRA INDONESIA


VISI

Media Utama Hiburan dan Informasi

Perkataan “utama” mengandung makna lebih dari yang “pertama” karena kata “pertama” hanya mencerminkan hierarki pada dimensi tertentu. Sedangkan kata “utama” mengandung unsur kemuliaan karena melibatkan aspek kualitas, integritas dan dedikasi.


Media utama hiburan dan informasi memiliki makna:

1.RCTI unggul dalam hal kualitas materi dan penyajian program hiburan dan informasi.
2.RCTI memperhatikan keseimbangan faktor bisnis dan tanggung jawab sosial atas sajian program-programnya.
3.RCTI menjadi pilihan yang utama dari para “stakeholder” (karyawan,pemirsa,pengiklan,pemegang saham,pemasok,pesaing,perusahaan afiliasi,mitra strategis,masyarakat, dan penyelenggara Negara)
MISI


Bersama Menyediakan Layanan Prima

Interaksi kerja di perusahaan lebih mengutamakan semangat kebersamaan sebagai sebuah tim kerja yang kuat. Hal ini memungkinkan seluruh komponen perusahaan mulai dari level teratas sampai dengan level terbawah mampu bersama-sama terstimulasi,terkoordinasi dan tersistemasi memberikan karya terbaiknya demi mewujudkan pelayanan terbaik dan utama kepada “stakeholder